Senin, 26 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design : Peningkatan Jalan
(Jalan Dalam Langkah : Darius Puas)



  • Semua tutorial dan telah disajikan dalam buku anda adalah perencanaan ruas jalan baru, bagaimana dengan Peningkatannya? Template-nya Bagaimana?
  • Apakah Jalan Existing dibuat dengan metode grading?


PENINGKATAN JALAN


========== To Be Posted =========
Selengkapnya...
Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Hydrology & Pipes
(Jalan Dalam Langkah : Darius Puas)


  • Apa itu Pond apakah sama dengan Grading ?
  • Tolong dibahas juga ttg Hydrology dan Perpipaan
  • Apakah Untuk Perpipaan juga dibuatkan Alignmentnya?


POND, HYDROLOGY & PERPIPAAN


====== To Be Posted==== Selengkapnya...

Jumat, 23 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Tembok Penahan
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)

  1. Bagaimana membuat tembok penahan untuk kondisi Cut ataupun kondisi Fill? Bagaimana menghitung Volume tembok penahan tersebut? Saya telah mencoba dengan template tetapi agak ribet tuh!


TEMBOK PENAHAN

KONSEP TEMBOK PENAHAN
Tembok penahan, baik untuk mengangkat badan jalan (Fill) maupun untuk penahan tebing (Cut),dapat juga didefinisikan dengan template cross, dapat juga dengan memakai Breaklines Surface, tetapi dapat pula dilakukan dengan metode pond dan grading.

  • Untuk metoda Template, Anda dapat menggunakan Sub Assembly ataupun Anda dapat menggunakan menu Multiple Alignment. Multiple Alignment dapat anda defenisikan lewat Menu Alignmetn > Alignment Commands > Multiple Selection, atau dengan menggunakan Create Tangents pada Menu Profile > DT Tangens > Create Tangents yang kemudian template dari tembok penahan diaplikasikan kesana.
  • Untuk Metoda Breaklines, ada dapat menggunakan opsi dari Terrain Model Explorer dengan Define Wall Breaklines pada TIN Data dari suatu Surface pada kategori Breaklines.
  • Dapat juga dengan metode Grading yang secara detail telah dibahas dalam buku pada Bab Grading. Dalam metode ini anda dituntut untuk melakukan sample surface ulang pada Profile maupun Cross Sections, yang tentunya menggunakan pilihan Multiple Surface.
yang akan dibahas dalam posting ini dengan menggunakan metode grading, untuk metoda yang lain akan dibahas lain waktu (to be Posted).



Untuk mendapatkan desain ketinggian dari grading tembok penahan maka terlebih dahulu anda harus membuat garis panduan dalam 3D Lines yakni garis 3D untuk top dan bottom baik pada kondisi Cut maupun Fill yang bisa dapat dari menu Cross Sections > Road Output > Draw 3D Polylines from Point Codes….. Dalam kondisi Fill maka untuk garis top-nya anda dapat memakai 3D polylines dari point code #2 yakni point out dari template, lalu untuk bottom-nya dapat memakai 3D polylines dari point code#16 yakni titik koneksi dari Desain Slope dengan Surface. Sedangkan untuk kondisi Cut maka keadaannya akan terbalik, untuk top, point code #16 dan untuk bottom, point code #4.

Dari garis 3D point code #2, #16 dan #4 maka akan menghasilkan point COGO untuk grading tembok penahan, dan dari point COGO ini yang akan menjadi point grading tembok penahan untuk diaplikasikan dalam footprint tembok penahan. Sudah barang tentu anda harus memakai Multiple Surface yakni surface EG dan surface Grading.

(Dapatkah anda membuatnya sendiri dengan konsep yang ada ini?)

Tunggu Posting Tutorialnya!!

Selengkapnya...
Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Subassembly
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)

  1. Latihan ttg sheet style pada Latihan 17 telah dicoba tetapi tidak berhasil! Sepertinya ada yang terlewatkan oleh penyusun!!
  2. Apa itu Subassembly? Apakah sama dengan Template

Benar! Ada beberapa yang terlewatkan oleh kami sebagai penyusun. (Maapin yaaa!)

  • Pada Latihan Sheet2. Sheet_Cross.dwg, ada style yang tidak dibuat yakni Label2. Anda tinggal menambahkan style label yang bernama Label2 tersebut dengan Height 2 dan font-nya Century Gotic.
  • Untuk Bordernya yang tertinggal dapat didownload pada link diatas (4 File & File Script)
  • Dll.

SUB ASSEMBLY

Anda dapat menggunakan kotak dialog Subassembly Attachments untuk memilih subassembly Curb, Bahu Jalan untuk Cut, Bahu Jalan untuk Fill, baik untuk sisi kiri maupun kanan dari Template. Dan jika anda tidak menggunakan subassembly maka kotak select pada kotak dialog harus diset NULL

Anda dapat memilih dua tipe yang berbeda dari sub assembly Bahu Jalan (Shoulder), satu untuk kondisi Cut, dan satu untuk kondisi Fill. Civil Design akan menentukan apakah itu kondisi Cut atau Fill berdasarkan point out dari Bahu Jalan, jika point out dari Trotoar diatas dari Elevasi Existing berarti Fill, dan akan terjadi sebaliknya juga.

Point out dari template pertama akan terkoneksi dengan point in dari subassembly kedua. Point out dari suatu Subassembly terluar akan terhubung pada foreslope dari Ditch (Jika anda menggunakan ditch) atau pada Design Slope (Jika anda tidak menggunakan Ditch).



Cara membuat subassembly sama dengan Template yakni dengan penggunakan 2D polyline, demikian pula cara mendefenisikannya. Penentuan material dari subassembly juga menggunakan Tabel Material yang sama dengan Template. Karena Subassembly adalah tambahan pada Template maka Subassembly sudah harus terdefinisikan lebih dahulu sebelum ditambahkan kedalam suatu template.

  1. Secara Default subassembly hanya dapat disusun 2 buah pada satu sisi dari template
  2. Pada template yang simetris subassembly hanya dimasukan pada sisi kiri template, dan Civil Design akan mencerminkan secara otomatis ke sisi kanan template.
  3. Subassembly hanya dapat digunakan pada satu Datum
  4. Point Transisi Jalan tidak dapat digunakan dalam Subassembly karena subassembly tidak dapat ditarik, hanya dapat dipindahkan dalam arah vertical.



  • File yang akan kita pakai dalam bahasan ini adalah Latihan 17, Belajar_20.dwg. Untuk itu salin kembali Project ini dari CD bawaan buku anda jika Project tersebut telah terpakai dalam latihan anda, kedalam directory project anda lalu buka project tersebut.
  • Setting kembali Template Path, yang telah dibahas dalam posting Missing Template Librarian yang lalu.
  • Cobalah dengan menampilkan cross section sementara dengan clik Cross Sections > View / Edit Sections. Jika baris perintah menanyakan Select Alignment maka tekan Enter sekali dan pilih Namosain dari list dan clik OK. Jika setting Set Template Path telah benar maka akan tampil :


  • Buatlah sket crub/kanstin dan trotoar seperti dibawah ini pada lembar kerja yang kosong (dimana saja – tentukan sendiri)



  • Buatlah sket pada layer Sket, kemudian ketika membuat objeck-nya (Kanstin & Trotoar) gunakan perintah 2D polyline dan digambar pada layer Pola, untuk Trotoar mulailah dari titik 5, sedangkan untuk Kanstin mulailah dari titik e semuanya harus diakhiri dengan opsi Close dari perintah 2D polyline, setelah itu kuncilah layer Sket agar kita dapat mendefinisikan Subassembly ini dengan bebas.

Katakanlah Trotoar yang kita desain memakai material paving block, untuk itu kita harus mengedit table material dan memasukan satu material lagi yakni Paving Block.

  • Clik Cross Sections > Templates > Edit Material Tabel…, dari seksi Materials pada kotak dialog Material Table Editor, klik New, masukan/ketik Paving untuk New Material Surface lalu clik OK pada kedua kotak dialog.

Selanjutnya mendefinisikan Subassembly……….

  • Clik Cross Sections > Templates > Define Subassembly, pertama kita akan mendefine Trotoar maka pilih titik 5 sebagai point in (gunakan osnap centre), dari table material pilih Paving lalu klik OK, kemudian pilih/clik pola trotoar, kemudian pilih titik 3 (gunakan osnap centre) sebagai point out.
  • Baris perintah meminta input datum maka pilih dari kiri ke kanan titik – titik 3,4,6,7, dan 5 (gunakan pan, zoom maupun osnap objeck agar lebih akurat) kemudian tekan Enter. Tekan Enter sekali lagi untuk Save, masukan Trotoar01 untuk Subassembly Name lalu Enter.
  • Ketika baris perintah menanyakan Define Another Subassembly, masukan Y (Yes) dan Enter. Pilih titik e (pada pola kanstin) untuk Point In, Pilih Beton dari Material lalu clik OK, kemudian pilih pola Kanstin, lalu pilih titik a untuk Point Out-nya.
  • Untuk Datum pilih titik – titik dari kiri ke kanan mulai dari titik a, f, g, dan e, lalu tekan Enter. Tekan Enter sekali lagi untuk Save, lalu masukan Kanstin01 untuk Subassembly Name dan Enter. Ketik N untuk No lalu Enter.
Kita telah men-define subassembly Trotoar01 dan Kanstin01, kini kita akan menambahkan pada template.


  • Geser bidang gambar untuk mendapatkan bidang yang kosong lalu zoom out dengan roller mouse yang menurut perkiraan anda template akan ditampilkan keseluruhan dengan kedua sisinya masih tersisa ruang kosong. Kemudian Clik Cross Sections > Templates > Edit Template…, pilih Lapen1 dari list dan clik OK, lalu clik pada bidang gambar sebagai point sisip dari template. Baris perintah akan menampilkan opsi perintah dari editing template.
  • Ketik AS (Assembly) pada baris perintah dan Enter , dalam kotak dialog Subassembly Attachmens clik Select pada Left Curb, lalu dari list pilih Trotoar01 dan clik OK, dengan cara yang sama masukan Kanstin01 untuk Cut & Fill, Left Shoulder, maupun Cut & Fill Right Shoulder, lalu masukan Trotoar01 untuk Right Curb. Kemudian clik OK


  • Ketik SA (opsi Save) dan Enter, masukan Y (Yes) untuk simpan lalu Enter, masukan Lapen_ass untuk Template Name dan tekan Enter. Ketik X (eXit) lalu tekan Enter untuk keluar

Kita telah selesai men-define sebuah template dengan Subassembly Attach, Selanjutnya memasukannya dalam Desain Control

  • Clik Cross Sections > Design Control > Edit Design Control…, masukan 60 (STA 0 + 060) untuk End Station dan clik OK, Clik Template Control pada Kotak dialog Design Control untuk menampilkan kotak dialog Template Control, Clik Select pada seksi Template dan dari list pilih lapen_ass kemudian clik OK pada semua kotak dialog hingga muncul kotak dialog Section Processing Status. Lalu clik OK pada kedua kotak dialog hingga semuanya tertutup. Lalu coba lihat dengan Cross Section Sementara dengan clik Cross Sections > View /Edit Sections



Point out (Point code #2) dari Kanstin coba diperbaiki agar sejajar dengan datum line (Lakukan Sendiri).
Untuk mengedit Subassembly sama persis dengan mengedit Template

Selengkapnya...

Senin, 05 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : File Cript AutoCAD
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)

  1. Dapatkah Long Section dan Cross Section ini dibuat dalam Main Program AutoCAD tetapi tidak manual?
  2. Format Border yang ada pada Cross Section tidak lazim dipakai ditanah air, dapatkah dibuat seperti yang biasa dipakai?


6. FILE SCRIPT

Dalam posting ini, saya mencoba untuk memperkenalkan (bagi yang belum) file script untuk dijalankan dalam Aplikasi AutoCAD, saya memilih file Script ketimbang Autolisp karena lebih mudah dipahami, dan juga lebih aplikatif karena dibuat dengan Microsoft Exel dengan dasar perintah baris dari AutoCAD.


File Script yang ada ini hanya merupakan contoh yang dapat dikembangkan sendiri untuk pekerjaan Anda, dengan penalaran yang sama agar lebih aplikatif, bahkan Anda dapat menyusun fungsi Macro dari Exel agar file script Anda lebih powerfull. (Download file Script dari link diatas).

Pada dasarnya adalah kita memanipulasi perintah baris dari autoCAD dengan Microsoft Exel yang sudah begitu sangat terkenal. Setelah perintah baris dari AutoCAD disusun dalam Exel, kemudian di-copy paste-kan kedalam Notepad, dan diberi nama dengan eksistensi .scr (titik scr-script) agar dikenal oleh AutoCAD, kemudian file script tersebut dijalankan dalam AutoCAD lewat menu Tool > Run Script…

Untuk membuat dan atau mengembangkan file script, Anda dituntut untuk menguasai perintah dan fungsi Exel, dan juga perintah baris dari AutoCAD, tetapi jangan berkecil hati karena file script yang ada ini telah cukup representatif untuk dipelajari dan dikembangkan sendiri. File script ini dapat dijalankan pada hampir semua versi dari AutoCAD.

Para pengguna AutoCAD dalam geometri jalan banyak yang telah menggunakan file script ini untuk memudahkan pekerjaan mereka yang konsep kerjanya berulang dan tetap hanya nilai (value)-nya saja yang berubah. Jadi apapun bidang kerja Anda yang menggunakan AutoCAD sebagai grafisnya, dengan konsep kerja yang sama dan tetap secara matematis, maka Anda dapat menyusun file script ini untuk mempermudah pekerjaan Anda.


A. LONG SECTION SCRIPT

Note :

Karena file Script ini terlalu besar untuk di Upload dalam situs maka saya memecahkan menjadi dua bagian files Exel yakni Scr_Ls01 dan Scr_Ls02, setelah anda menguasainya gabunglah kedua file tersebut menjadi satu. Itu berarti dibawah ini saya mengasumsikan kedua file tersebut adalah satu file sehingga, sheet pertama dari file kedua adalah lanjutan sheet dari file pertama.

  • Download file Scr_LS01.xls & Scr_LS01.xls dari link pada Main Page landcivildesktop.blogspot.com, kemudian salin kedalam Hard Drive Anda.
  • Buka Aplikasi Exel Anda dan buka file Scr_LS.exl.

Disarankan agar Anda menduplikasi file ini, agar jika terjadi kebuntuan Anda masih mempunyai file yang segar, sehingga tidak perlu mendownload ulang.
Sheet pertama (DATA UKUR) adalah pengolahan data ukur dari lapangan dimana pesawat yang dipakai adalah pesawat Theodolith, untuk mendapatkan koordinat dan elevasi. Sheet kedua “DATA PI” adalah hasil dari pengolahan data dari Sheet pertama.
Pada sheet ketiga “SCR STA PI”, dari baris 1 s/d 78 adalah untuk merubah titik koordinat XY dengan skala yang akan dipakai dalam gambar. Skala tersebut berada pada sel C82.

  • Pindahlah pada Sheet “SCR STA PI”
  • Pada sel C82 gantilah skala tersebut dengan 10000

Lihatlah koordinat XY pada kolom G dan H berubah sesuai dengan perubahan skala yang diberikan .
Tempatkan cursor pada sel-sel yang ada dan cobalah pelajari formula/rumus antar sel, fungsi exel yang dipakai dan kaitannya dengan perintah baris pada AutoCAD. Disini saya tidak menjabarkan secara detail, sehingga diharapkan Anda mempelarinya sendiri formula/rumus yang ada.

  • Kembalikan skala pada sel C82 dengan 2000, blok sel D87 s/d D309, tekan Ctrl + C (Copy), bukalah Notepad jika belum kemudian tekan Ctrl + V (Paste).
  • Simpan file dengan nama Sta_PI.scr, atau Anda tentukan sendiri, yang penting eksistensinya adalah .scr.





  • Buka Aplikasi AutoCAD Anda jika belum, dari pulldown menu clik Tools > Run Script…, kotak dialog Select Script Files akan terbuka , kemudian pilihlah file Notepad yang baru Anda simpan lalu clik Open.





AutoCAD akan menjalankan file script tersebut dan membuat gambar situasi dari data ukur yang diolah dengan skala yang telah ditentukan.

Pada Sheet “SCR LONG ALL” script ini adalah script untuk Long Section secara keseluruhan. Perhatikan Tabel Kontrol yang ada dan pelajarilah hubungan antar sel, antar sheet, dan formula yang ada, baik itu fungsi Exel maupun perintah AutoCAD yang disusun, berkaitan dengan skala vertikal, horisontal, maupun parameter lainnya.

Pada Tabel Kontrol tersebut ada Pusat Koordinat, ini dimaksudkan ketika tabel Long Section itu dibuat maka koordinat awalnya (UCS dalam gambar) adalah yang Anda masukan disitu!!.


  • Pindahlah pada Sheet “SCR LONG ALL”
  • Pada Pusat Koordinat (dalam tabel kontrol) gantilah x = 125000 dan y = 85000, pada Skala V (Vertikal) gantilah dengan 250
  • Blok sel K13 s/d K1111, kemudian copy dan pastekan pada Notepad - sebelumnya Notepad dibersihkan dulu dengan clik File > New - , lalu simpan file tersebut dengan nama Long_All.scr

  • Kemudian jalankan file script Long_All.scr tersebut pada AutoCAD.

Cobalah Anda bermain dengan semua parameter yang dalam Tabel Kontrol agar dapat Anda pahami dengan baik.

Long Section yang ada ini tidak dapat dimasukan dalam border gambar karena akan memakai skala yang tidak lazim, untuk itu potonglah sesuai dengan ukuran kertas yang akan Anda pakai. Untuk keperluan itulah Sheet “BAGI LS” ini disusun. Cobalah dipelajari dan dipahami.
Katakanlah Anda akan membuat Long Section dari Seksi Ke II yang dimulai dari baris 18 s/d baris 38 (sheet “BAGI LS”).

  • Pindahlah pada Sheet “DATA LS PERSEKSI
  • Blok sel A5 s/d sel L25, kemudian tekan Delete untuk membersihkan table data perseksi. Lalu tempatkan cursor pada sel A5.
  • Pindahlah pada Sheet “BAGI LS”, blok dari sel A18 s/d L38 (Seksi ke II) kemudian tekan Ctrl + C (Copy).
  • Pindah lagi pada Sheet “DATA LS PERSEKSI”, clik kanan pada sel A5, dari menu mouse yang terbuka clik Paste Specials…, dan kotak dialog Paste Special terbuka, lalu hidupkan tombol radio Values, dan clik OK.
Yang dibutuhkan adalah nilai dari data yang ada sehingga jika anda melakukan dengan cara yang biasa (bukan paste special value) maka yang tercopy adalah formula bukan nilai.

  • Pindahlah pada Sheet “SCR LS PERSEKSI”, clik tombol FILTER dan pilih ALL dari opsi yang ada. Lalu clik sekali lagi dan pilih opsi OK.
  • Blok dari sel J13 s/d J289 lalu copy dan paste pada Notepad dan beri nama dengan eksistensi .scr, kemudian jalankan pada AutoCAD dengan Tools > Run Script….





B. CROSS SECTION SCRIPT

Note :

Karena file Script ini terlalu besar untuk di Upload dalam situs maka saya memecahkan menjadi dua bagian files Exel yakni Scr_Cs01 dan Scr_Cs02, setelah anda menguasainya gabunglah kedua file tersebut menjadi satu. Itu berarti dibawah ini saya mengasumsikan kedua file tersebut adalah satu file sehingga, sheet pertama dari file kedua adalah lanjutan sheet dari file pertama.


  • Download file Scr_CS01.xls & Scr_CS01.xls dari link pada Main Page landcivildesktop.blogspot.com, kemudian salin kedalam Hard Drive Anda.
  • Buka Aplikasi Exel Anda dan buka file Scr_CS.exl.
  • Pindah pada Sheet “DATA UKUR”, sheet ini adalah sheet untuk mengolah data ukur dari lapangan, sehingga Anda mendapatkan titik PI dan titik dukung lain pada PI yang bersangkutan untuk Cross Section.

Disini titik yang bernomor angka adalah disebelah kiri Centre Line sedang titik yang bernomor abjad disebelah kanan Centre Line. Titik dukung untuk tiap PI (Cross) dapat dibuat sebanyak sesuai kebutuhan atau keinginan Anda. Sesuaikanlah format pengukuran Anda dengan Aplikasi ini agar lebih mudah dalam pengolahan data.

  • Pindahlah pada Sheet “CROSS”, pada sheet ini adalah hasil dari pengolah data dari Sheet “DATA UKUR”.

Cobalah dipahami dan dimengerti hubungan tiap nilai dengan grafik yang sengaja ditempatkan disana, dimana grafik tersebut adalah mewakili Cross STA 0 + 050.

  • Pindahlah pada sheet “DATA SIAP”, pada sheet data dari Sheet “CROSS” dimatangkan format penulisannya dan untuk merangkum panjang keseluruhan, dan panjang maksimum dari cross yang ada.

Cobalah dipahami dan dimengerti formula yang ada dengan hubungannya pada tiap PI (Cross). Data dalam BLOK SCRIPT dicopy paste value dari Sheet “CROSS” dan disisipkan Jarak Kumulatif untuk mengetahui panjang dari Cross.

  • Pindahlah ke Sheet “CS PER_STA”, bloklah dari sel C6 s/d F15 lalu tekan Delete untuk membersihkan “BLOK DATA ENTRY”.
  • Pindahlah pada Sheet “DATA SIAP”, katakanlah kita akan membuat cross pada STA 2 + 150, gulinglah lembar kerja kebawah hingga mendapatkan data dari STA 2150.
  • Bloklah dari sel H491 s/d K5 01, kemudian tekan Ctrl + C (Copy), pindahlah pada sheet “CS PER_STA” lalu tempatkan kursor pada sel C6, clik kanan sehingga menu dari mouse ditampilkan, pilih Paste Specials…, kemudian pilih Values dan clik OK.
  • Pindahlah pada Sheet “SCR CS” clik tombol FILTER (Sel M5) dan pilih ALL dari opsi yang ada. Lalu clik sekali lagi dan pilih opsi OK.
  • Blok dari sel I5 s/d I197 lalu copy dan paste pada Notepad dan beri nama dengan eksistensi .scr, kemudian jalankan pada AutoCAD dengan Tools > Run Script….




Mudah, Simple dan Menarik??



Anda punya tanggapan ? Masukan pada Kotak Komentar dibawah !!

Selengkapnya...

Minggu, 04 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Section Plot
(Jalan Dalam Langkah : Darius Puas)

= Saya ingin tampilan Cross Section seperti pada tampilan View / Edit Section!
= Penyajian Cross Section dalam Sheet Style sedikit rumit (baca; Membingungkan)!
= Dapatkah Label Elevasi selain Centerline dimasukkan pada Cross Sections > Section
Plot > opsi..?
= Dapatkah Point Code pada Template dibuatkan Point COGO – nya?

5. CROSS SECTION PLOT

Diatas adalah masukan yang saya dapat dari teman2, melalui E-mail. Untuk itu pada posting ini akan kita bahas Menu Cross Sections > Section Plot > dengan beberapa opsi yang ada.


  • File yang akan kita pakai dalam bahasan ini adalah Latihan 17, Belajar_20.dwg. Untuk itu salin kembali Project ini dari CD bawaan buku anda jika Project tersebut telah terpakai dalam latihan anda, kedalam directory project anda.
  • Setting kembali Template Path, yang telah dibahas dalam posting Missing Template Librarian yang lalu.
  • Cobalah dengan menampilkan cross section sementara dengan clik Cross Sections > View / Edit Sections. Jika baris perintah menanyakan Select Alignment maka tekan Enter sekali dan pilih Namosain dari list dan clik OK. Jika setting Set Template Path telah benar maka akan tampil :


  • Tekan Esc sekali untuk keluar dari Cross Section sementara. Dari menu pulldown clik Cross Sections > Section Plot > Setting…, dari kotak dialog yang terbuka, pastikan semua kotak cek telah hidup. Kemudian clik Page Layout…, pada kotak dialog yang terbuka masukan 5 untuk Column Spacing dan Row Spacing dilanjutkan dengan clik OK.
  • Kemudian clik Section Layout…, dari kotak dialog yang terbuka, masukan 1 untuk Offset Increment, masukan 1 untuk Offset Label Increment masukan 5 untuk Row Below Datum, masukan 0.5 untuk Elevation Increment, masukan 1 untuk Elevation Label Increment, dan masukan 2 untuk Row Above Max, lalu dilanjutkan dengan clik OK pada kedua kotak dialog yang ada.
  • Clik Cross Sections > Section Plot > Set Text Style…, dari Style Name pilih Point (dari menu combo), lalu clik Close.
  • Clik Cross Sections > Section Plot > All, tekan Enter untuk menerima Station Awal 0 + 000 jika tidak ingin menentukan lain, tekan Enter lagi untuk menerima Station Akhir jika Anda tidak ingin menentukan yang lain. Ketika baris perintah meminta input Sheet Origin Point, clik pada satu titik disebelah kanan gambar situasi dan diatas dari profile (Long Section) Namosain.

Civil Design 2005 akan meng-generate semua cross yang ada pada alignment Namosain, sesuai dengan setingan yang telah Anda berikan diatas. Dimana titik Origin Point-nya adalah pada sebelah kiri bawah dari seluruh cross.




Dari sini jika misalkan Anda ingin menambahkan titik elevasi pada Cross STA tertentu maka itu harus dilakukan secara manual tiap Cross STA yang bersangkutan. Sebenarnya tidak terlalu manual amat.


  • Gunakan Pan dan Zoom untuk mendapatkan Cross pada STA 0 + 110 dari jejeran cross yang baru di-generate.Zooming-lah hingga kira-kira semua bagian template dapat terlihat dengan jelas.

Ada yang Aneh dalam skala elevasi kiri dan kanan, karena tiap elevasi dibuat dua kali, itu disebabkan ketika setingan untuk section plot ini dilakukan, Elevation Precistion dibuat angka di belakang koma = 0. Anda tahukan bagaimana harus memperbaikinya. Kita Teruskan!

  • Clik Cross Section > Section Utilities > Select By Station, ketika baris perintah meminta input Station masukan 110 lalu tekan Enter.

Langkah ini dimaksudkan agar Civil Design 2005 mendefine Cross pada STA 0 + 110.
Kemudian katakanlah Anda ingin , menambahkan label Elevasi dari ujung bahu jalan sebelah kiri.

  • Clik Cross Section > Section Utilities > Label Elevation, masukan 90 untuk Text Rotation (pada baris perintah) agar teks label menjadi vertikal dan tekan Enter, ketik M (Manual) lalu Enter. Baris perintah meminta input point maka cliklah pada ujung bahu jalan sebelah kiri (gunakan Object Snap jika perlu), lalu ketik L untuk memilih opsi Leader lalu tekan Enter.
  • Baris perintah menanyakan Next Point, maka hidupkan ORTHO dan tarik cursor kebawah sampai dimana Anda ingin meletakkan Label Elevasi tersebut lalu clik disana. Kemudian tekan Enter 2 kali untuk mengakhiri perintah.

Jika pada langkah diatas anda hanya menekan Enter 1 kali, maka baris perintah menanyakan point baru yang lain untuk diberikan label, Anda dapat meneruskan dari sana untuk membuat label elevasi point – point lain yang ingin diberi label. Dan akhirilah dengan menekan Enter 2 kali.



  • Clik Cross Section > Section Utilities > Select By Station, masukan 120 (untuk STA 0 + 120) lalu tekan Enter. Clik Cross Section > Section Utilities > Zoom to Station, masukan 120 lalu Enter, masukan 10 untuk Zoom Height dan tekan Enter.

Katakanlah kita akan membuat perbedaan tinggi (Elevasi) antara 2 titik dalam Cross STA 0 + 120, yang kedalaman antara Existing Ground dengan dasar saluran (ditch) baik kiri maupun kanan

  • Pada Dimension Style Manager pilih STANDART_1_3 dari combo yang ada, matikan fungsi ORTHO, clik Cross Section > Section Utilities > Label Depth, Masukan 0 (nol) untuk Text Rotation dan Enter, ketik M (untuk Manual) lalu Enter.
  • Baris perintah meminta input First Point, pilihlah dasar saluran bagian kanan pada ditch sebelah kanan (gunakan object snap agar lebih akurat dalam memilih), untuk Second Point-nya pilih intersection antara slope ditch kanan dengan garis Existing Ground (gunakan object snap agar lebih akurat dalam memilih).
  • Untuk Leader (grs panah untuk label/dimensi) pilih dasar saluran bagian kanan (gunakan Snap Endpoint) lalu tarik cursor dimana anda ingin meletakkan label tst dan clik sana, kemudian tekan Enter.
  • Baris Perintah meminta input baru sebagai First Point, pilihlah perpotongan dari slope dicth sebelah kiri dengan garis Existing Ground, lalu pilihlah dasar saluran bagian kiri dari ditch sebelah kiri, untuk Second Point-nya
  • Untuk Leader (grs panah untuk label/dimensi) pilih dasar saluran bagian kiri dari ditch sebelah kiri (gunakan Snap Endpoint) lalu tarik cursor dimana anda ingin meletakkan label tsb dan clik sana, kemudian tekan Enter 2 kali untuk mengakhiri perintah.


Depth label akan bernilai positif jika First Point lebih rendah dari Second point, dan sebaliknya.

Lalu bagaimana dengan Grade Label ?.

  • Clik Cross Section > Section Utilities > Select By Station, masukan 240 (untuk STA 0 + 240) lalu tekan Enter. Clik Cross Section > Section Utilities > Zoom to Station, masukan 240 lalu Enter, masukan 10 untuk Zoom Height dan tekan Enter.
  • Clik Cross Section > Section Utilities > Label Grade, ketik A (untuk Auto) lalu Enter, untuk First Point pilihlah perpotongan slope ditch sebelah kiri dengan garis Existing Ground, sedangkan untuk Second Point , pilihlah perpotongan antara template dengan garis Existing Ground (gunakan Snap Object agar lebih akurat), lalu tekan Enter untuk mengakhiri perintah.
Dapatkah Anda meneruskan pada sub menu yang lain?




POINT COGO DALAM POINT CODE TEMPLATE

Point Code yang didefinisikan pada pembuatan template dapat dibuatkan Point COGOnya dengan memakai menu Cross Sections > Point Output > Opsi…?.

  • Ketik regen pada Baris Perintah lalu tekan Enter, clik OK jika kotak About Regen muncul..
  • Gunakan Pan dan Zoom untuk pindah pada gambar situasi di permulaan alignment Namosain.
  • Clik Cross Sections > Point Output > Tplates Point to DWG, lalu tekan Enter untuk menerima Station Awal (0 + 000), masukan 80 (0 + 080) untuk Station Akhir lalu tekan Enter dan baris perintah akan menampilkan opsi, ketik P (untuk Pcodes) dan tekan Enter.


  • Kotak dialog Select Point Code akan muncul, dan tentukanlah point code mana saja yang ingin dibuatkan Point COGO-nya. Dengan menahan tombol Ctrl pilihlah , Centerline, Connection, Ditch, Catch, dan Ujung Bahu_Jln, kemudian clik OK, tekan Enter untuk menerima default Current Point Number.



Civil Design 2005 akan membuat point COGO dari Point Codes yang Anda pilih.
Cobalah Anda mengelempokan point – point yang baru dibuat dalam point group sesuai dengan Description-nya masing-masing agar lebih mudah dalam memanipulasi nantinya..



Anda dapat memberikan tanggapan pada Kotak Komentar dibawah !!



Selengkapnya...