Jumat, 13 November 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design : Cul De Sacs
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)


CUL DE SACS


Diminta oleh : Febrino Viansyah


CulDeSacs adalah sebuah bentuk pembuntuan (dead end) dari ruas jalan yang mempunyai area untuk melakukan putaran. Perintah CulDeSacs dari Menu Layout dalam Menu Pallets Civil Design 2005, akan membuat horizontal geometric secara otomatis dengan memasukan nilai Offsets dan Radius, CulDeSacs sendiri dalam Civil Design terdiri dari tiga bentuk umum, yakni : Lingkaran, Hammer Head (Kepala Palu), dan Teardrop (Tetes Air). Sedangkan untuk jenis Akhir Alignment, dapat dibagi 2 bagian yakni Tangent (Garis) dan Curve (Kurva). Perintah CulDeSacs tidak dapat berfungsi jika Center Of Road dari Alignment adalah Polylines, jadi jika center of road dari alignment anda adalah polylines maka hapus polylines tersebut kemudian import alignment tersebut kembali kedalam gambar sehingga Anda mendapatkan Center Of Road dari alignment Anda adalah kombinasi dari Line dan Curve.



LAYOUT > CUL DE SACS > EDIT SETTINGS….



  • Dalam CulDeSacs Radii, gunakan radius Outer dan Inner untuk mengontrol besar dari gelembung CulDeSacs. Radius dari Inner CulDeSacs harus lebih besar dari total jarak antara Inner Offset, dan harus lebih kecil dari nilai offset berikutnya, misalnya untuk Inner, Sidewalk, Shoulder maupun Row.
  • Anda dapat menghidupkan offset CulDeSacs yang lain jika dibutuhkan (Inner, Sidewalk, Shoulder maupun Row).
  • Layer : Nama Layer dari tiap offset CulDeSacs harus sama (Match) dengan nama layer dari offset alignment anda. Sesuaikan, jika anda mengimbuhkan nama ruas/alignment untuk nama layer offset alignment Anda.
  • Radius untuk tiap offset dari CulDeSacs adalah nilai Radius dari lengkungan Fillet antara offset alignment dengan offset CulDeSacs.
  • Distance : Adalah jarak total dari center CulDeSacs hingga pada offset CuldeSacs yang bersangkuan, secara umum jarak dari offset CuldeSacs biasanya dua kali lipat atau lebih dari jarak offset alignment untuk tiap offset yang bersangkutan.


CUL DE SACS UJUNG TANGENT
LAYOUT > CUL DE SACS > STANDARD TANGENT



CUL DE SACS UJUNG KURVA
LAYOUT > CUL DE SACS > STANDARD CURVE




CUL DE SACS ANTAR TANGENT
LAYOUT > CUL DE SACS > BEND





Tangent ataupun kurva yang menjadi acuan dari pembuatan CulDeSacs harus lebih panjang dari diameter CulDeSacs yang direncanakan.


SYNTAX PESAN & SOLUSI
  • Radius In dan Out dari CulDeSacs terlalu besar, pesan = “No Entity Found”
  • == Seting kembali Radius dari CulDeSacs ===
  • Desain dari Edit Setting CulDeSacs tidak sesuai (match) dengan jarak offset Alignment yang telah tergambar , pesan = “No Entity Found”
  • ===Perbaiki data offset bisa, data dari CulDeSacs atau data offset dari Alignment, sehingga saling sesuai===
  • Tangent atau Kurva terpilih terlalu pendek untuk diikat oleh radius dari CulDeSacs, Pesan = “No Entity Found”
  • ===Memperpanjang Tangent atau Kurva acuan, atau dapat juga memperkecil desain radius CulDesacs===
  • Besarnya CulDeSacs tidak tertampung pada layar monitor (Zoom-nya terlalu besar) Pesan = “No Entity Found”
  • ===Zoom out bidang gambar hingga kira – kira seluruh besaran CulDeSacs dapat tertampung===
  • Type garis yang dipakai adalah non Continous (Dashed, Centre dll) akan menimbulkan masalah ketika tangensial dari garis desain jatuh pada space antara garis, dalam kondisi ini perintah akan gagal.
  • ===Gunakan Continous Line Type.===
  • Anda menggunakan Polylines dalam membuat Alignment, Pesan = “Entity Selected is POLYLINE, must be aline”
  • ===Hapus polyline yang ada, kemudian gunakan perintah Alignment Import untuk membentuk Center Line dari Alignment dengan Line dan Arcs===



CUL DE SACS TETES AIR
LAYOUT > CUL DE SACS > TEARDROP



Dengan beberapa konsep Cul De Sacs yang ada, dapatkah anda membayangkan sendiri bagaimana Cul De Sacs Hammerhead (Kepala Palu) dibuat?





Selengkapnya...

Senin, 26 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design : Peningkatan Jalan
(Jalan Dalam Langkah : Darius Puas)



  • Semua tutorial dan telah disajikan dalam buku anda adalah perencanaan ruas jalan baru, bagaimana dengan Peningkatannya? Template-nya Bagaimana?
  • Apakah Jalan Existing dibuat dengan metode grading?


PENINGKATAN JALAN


========== To Be Posted =========
Selengkapnya...
Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Hydrology & Pipes
(Jalan Dalam Langkah : Darius Puas)


  • Apa itu Pond apakah sama dengan Grading ?
  • Tolong dibahas juga ttg Hydrology dan Perpipaan
  • Apakah Untuk Perpipaan juga dibuatkan Alignmentnya?


POND, HYDROLOGY & PERPIPAAN


====== To Be Posted==== Selengkapnya...

Jumat, 23 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Tembok Penahan
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)

  1. Bagaimana membuat tembok penahan untuk kondisi Cut ataupun kondisi Fill? Bagaimana menghitung Volume tembok penahan tersebut? Saya telah mencoba dengan template tetapi agak ribet tuh!


TEMBOK PENAHAN

KONSEP TEMBOK PENAHAN
Tembok penahan, baik untuk mengangkat badan jalan (Fill) maupun untuk penahan tebing (Cut),dapat juga didefinisikan dengan template cross, dapat juga dengan memakai Breaklines Surface, tetapi dapat pula dilakukan dengan metode pond dan grading.

  • Untuk metoda Template, Anda dapat menggunakan Sub Assembly ataupun Anda dapat menggunakan menu Multiple Alignment. Multiple Alignment dapat anda defenisikan lewat Menu Alignmetn > Alignment Commands > Multiple Selection, atau dengan menggunakan Create Tangents pada Menu Profile > DT Tangens > Create Tangents yang kemudian template dari tembok penahan diaplikasikan kesana.
  • Untuk Metoda Breaklines, ada dapat menggunakan opsi dari Terrain Model Explorer dengan Define Wall Breaklines pada TIN Data dari suatu Surface pada kategori Breaklines.
  • Dapat juga dengan metode Grading yang secara detail telah dibahas dalam buku pada Bab Grading. Dalam metode ini anda dituntut untuk melakukan sample surface ulang pada Profile maupun Cross Sections, yang tentunya menggunakan pilihan Multiple Surface.
yang akan dibahas dalam posting ini dengan menggunakan metode grading, untuk metoda yang lain akan dibahas lain waktu (to be Posted).



Untuk mendapatkan desain ketinggian dari grading tembok penahan maka terlebih dahulu anda harus membuat garis panduan dalam 3D Lines yakni garis 3D untuk top dan bottom baik pada kondisi Cut maupun Fill yang bisa dapat dari menu Cross Sections > Road Output > Draw 3D Polylines from Point Codes….. Dalam kondisi Fill maka untuk garis top-nya anda dapat memakai 3D polylines dari point code #2 yakni point out dari template, lalu untuk bottom-nya dapat memakai 3D polylines dari point code#16 yakni titik koneksi dari Desain Slope dengan Surface. Sedangkan untuk kondisi Cut maka keadaannya akan terbalik, untuk top, point code #16 dan untuk bottom, point code #4.

Dari garis 3D point code #2, #16 dan #4 maka akan menghasilkan point COGO untuk grading tembok penahan, dan dari point COGO ini yang akan menjadi point grading tembok penahan untuk diaplikasikan dalam footprint tembok penahan. Sudah barang tentu anda harus memakai Multiple Surface yakni surface EG dan surface Grading.

(Dapatkah anda membuatnya sendiri dengan konsep yang ada ini?)

Tunggu Posting Tutorialnya!!

Selengkapnya...
Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Subassembly
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)

  1. Latihan ttg sheet style pada Latihan 17 telah dicoba tetapi tidak berhasil! Sepertinya ada yang terlewatkan oleh penyusun!!
  2. Apa itu Subassembly? Apakah sama dengan Template

Benar! Ada beberapa yang terlewatkan oleh kami sebagai penyusun. (Maapin yaaa!)

  • Pada Latihan Sheet2. Sheet_Cross.dwg, ada style yang tidak dibuat yakni Label2. Anda tinggal menambahkan style label yang bernama Label2 tersebut dengan Height 2 dan font-nya Century Gotic.
  • Untuk Bordernya yang tertinggal dapat didownload pada link diatas (4 File & File Script)
  • Dll.

SUB ASSEMBLY

Anda dapat menggunakan kotak dialog Subassembly Attachments untuk memilih subassembly Curb, Bahu Jalan untuk Cut, Bahu Jalan untuk Fill, baik untuk sisi kiri maupun kanan dari Template. Dan jika anda tidak menggunakan subassembly maka kotak select pada kotak dialog harus diset NULL

Anda dapat memilih dua tipe yang berbeda dari sub assembly Bahu Jalan (Shoulder), satu untuk kondisi Cut, dan satu untuk kondisi Fill. Civil Design akan menentukan apakah itu kondisi Cut atau Fill berdasarkan point out dari Bahu Jalan, jika point out dari Trotoar diatas dari Elevasi Existing berarti Fill, dan akan terjadi sebaliknya juga.

Point out dari template pertama akan terkoneksi dengan point in dari subassembly kedua. Point out dari suatu Subassembly terluar akan terhubung pada foreslope dari Ditch (Jika anda menggunakan ditch) atau pada Design Slope (Jika anda tidak menggunakan Ditch).



Cara membuat subassembly sama dengan Template yakni dengan penggunakan 2D polyline, demikian pula cara mendefenisikannya. Penentuan material dari subassembly juga menggunakan Tabel Material yang sama dengan Template. Karena Subassembly adalah tambahan pada Template maka Subassembly sudah harus terdefinisikan lebih dahulu sebelum ditambahkan kedalam suatu template.

  1. Secara Default subassembly hanya dapat disusun 2 buah pada satu sisi dari template
  2. Pada template yang simetris subassembly hanya dimasukan pada sisi kiri template, dan Civil Design akan mencerminkan secara otomatis ke sisi kanan template.
  3. Subassembly hanya dapat digunakan pada satu Datum
  4. Point Transisi Jalan tidak dapat digunakan dalam Subassembly karena subassembly tidak dapat ditarik, hanya dapat dipindahkan dalam arah vertical.



  • File yang akan kita pakai dalam bahasan ini adalah Latihan 17, Belajar_20.dwg. Untuk itu salin kembali Project ini dari CD bawaan buku anda jika Project tersebut telah terpakai dalam latihan anda, kedalam directory project anda lalu buka project tersebut.
  • Setting kembali Template Path, yang telah dibahas dalam posting Missing Template Librarian yang lalu.
  • Cobalah dengan menampilkan cross section sementara dengan clik Cross Sections > View / Edit Sections. Jika baris perintah menanyakan Select Alignment maka tekan Enter sekali dan pilih Namosain dari list dan clik OK. Jika setting Set Template Path telah benar maka akan tampil :


  • Buatlah sket crub/kanstin dan trotoar seperti dibawah ini pada lembar kerja yang kosong (dimana saja – tentukan sendiri)



  • Buatlah sket pada layer Sket, kemudian ketika membuat objeck-nya (Kanstin & Trotoar) gunakan perintah 2D polyline dan digambar pada layer Pola, untuk Trotoar mulailah dari titik 5, sedangkan untuk Kanstin mulailah dari titik e semuanya harus diakhiri dengan opsi Close dari perintah 2D polyline, setelah itu kuncilah layer Sket agar kita dapat mendefinisikan Subassembly ini dengan bebas.

Katakanlah Trotoar yang kita desain memakai material paving block, untuk itu kita harus mengedit table material dan memasukan satu material lagi yakni Paving Block.

  • Clik Cross Sections > Templates > Edit Material Tabel…, dari seksi Materials pada kotak dialog Material Table Editor, klik New, masukan/ketik Paving untuk New Material Surface lalu clik OK pada kedua kotak dialog.

Selanjutnya mendefinisikan Subassembly……….

  • Clik Cross Sections > Templates > Define Subassembly, pertama kita akan mendefine Trotoar maka pilih titik 5 sebagai point in (gunakan osnap centre), dari table material pilih Paving lalu klik OK, kemudian pilih/clik pola trotoar, kemudian pilih titik 3 (gunakan osnap centre) sebagai point out.
  • Baris perintah meminta input datum maka pilih dari kiri ke kanan titik – titik 3,4,6,7, dan 5 (gunakan pan, zoom maupun osnap objeck agar lebih akurat) kemudian tekan Enter. Tekan Enter sekali lagi untuk Save, masukan Trotoar01 untuk Subassembly Name lalu Enter.
  • Ketika baris perintah menanyakan Define Another Subassembly, masukan Y (Yes) dan Enter. Pilih titik e (pada pola kanstin) untuk Point In, Pilih Beton dari Material lalu clik OK, kemudian pilih pola Kanstin, lalu pilih titik a untuk Point Out-nya.
  • Untuk Datum pilih titik – titik dari kiri ke kanan mulai dari titik a, f, g, dan e, lalu tekan Enter. Tekan Enter sekali lagi untuk Save, lalu masukan Kanstin01 untuk Subassembly Name dan Enter. Ketik N untuk No lalu Enter.
Kita telah men-define subassembly Trotoar01 dan Kanstin01, kini kita akan menambahkan pada template.


  • Geser bidang gambar untuk mendapatkan bidang yang kosong lalu zoom out dengan roller mouse yang menurut perkiraan anda template akan ditampilkan keseluruhan dengan kedua sisinya masih tersisa ruang kosong. Kemudian Clik Cross Sections > Templates > Edit Template…, pilih Lapen1 dari list dan clik OK, lalu clik pada bidang gambar sebagai point sisip dari template. Baris perintah akan menampilkan opsi perintah dari editing template.
  • Ketik AS (Assembly) pada baris perintah dan Enter , dalam kotak dialog Subassembly Attachmens clik Select pada Left Curb, lalu dari list pilih Trotoar01 dan clik OK, dengan cara yang sama masukan Kanstin01 untuk Cut & Fill, Left Shoulder, maupun Cut & Fill Right Shoulder, lalu masukan Trotoar01 untuk Right Curb. Kemudian clik OK


  • Ketik SA (opsi Save) dan Enter, masukan Y (Yes) untuk simpan lalu Enter, masukan Lapen_ass untuk Template Name dan tekan Enter. Ketik X (eXit) lalu tekan Enter untuk keluar

Kita telah selesai men-define sebuah template dengan Subassembly Attach, Selanjutnya memasukannya dalam Desain Control

  • Clik Cross Sections > Design Control > Edit Design Control…, masukan 60 (STA 0 + 060) untuk End Station dan clik OK, Clik Template Control pada Kotak dialog Design Control untuk menampilkan kotak dialog Template Control, Clik Select pada seksi Template dan dari list pilih lapen_ass kemudian clik OK pada semua kotak dialog hingga muncul kotak dialog Section Processing Status. Lalu clik OK pada kedua kotak dialog hingga semuanya tertutup. Lalu coba lihat dengan Cross Section Sementara dengan clik Cross Sections > View /Edit Sections



Point out (Point code #2) dari Kanstin coba diperbaiki agar sejajar dengan datum line (Lakukan Sendiri).
Untuk mengedit Subassembly sama persis dengan mengedit Template

Selengkapnya...

Senin, 05 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : File Cript AutoCAD
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)

  1. Dapatkah Long Section dan Cross Section ini dibuat dalam Main Program AutoCAD tetapi tidak manual?
  2. Format Border yang ada pada Cross Section tidak lazim dipakai ditanah air, dapatkah dibuat seperti yang biasa dipakai?


6. FILE SCRIPT

Dalam posting ini, saya mencoba untuk memperkenalkan (bagi yang belum) file script untuk dijalankan dalam Aplikasi AutoCAD, saya memilih file Script ketimbang Autolisp karena lebih mudah dipahami, dan juga lebih aplikatif karena dibuat dengan Microsoft Exel dengan dasar perintah baris dari AutoCAD.


File Script yang ada ini hanya merupakan contoh yang dapat dikembangkan sendiri untuk pekerjaan Anda, dengan penalaran yang sama agar lebih aplikatif, bahkan Anda dapat menyusun fungsi Macro dari Exel agar file script Anda lebih powerfull. (Download file Script dari link diatas).

Pada dasarnya adalah kita memanipulasi perintah baris dari autoCAD dengan Microsoft Exel yang sudah begitu sangat terkenal. Setelah perintah baris dari AutoCAD disusun dalam Exel, kemudian di-copy paste-kan kedalam Notepad, dan diberi nama dengan eksistensi .scr (titik scr-script) agar dikenal oleh AutoCAD, kemudian file script tersebut dijalankan dalam AutoCAD lewat menu Tool > Run Script…

Untuk membuat dan atau mengembangkan file script, Anda dituntut untuk menguasai perintah dan fungsi Exel, dan juga perintah baris dari AutoCAD, tetapi jangan berkecil hati karena file script yang ada ini telah cukup representatif untuk dipelajari dan dikembangkan sendiri. File script ini dapat dijalankan pada hampir semua versi dari AutoCAD.

Para pengguna AutoCAD dalam geometri jalan banyak yang telah menggunakan file script ini untuk memudahkan pekerjaan mereka yang konsep kerjanya berulang dan tetap hanya nilai (value)-nya saja yang berubah. Jadi apapun bidang kerja Anda yang menggunakan AutoCAD sebagai grafisnya, dengan konsep kerja yang sama dan tetap secara matematis, maka Anda dapat menyusun file script ini untuk mempermudah pekerjaan Anda.


A. LONG SECTION SCRIPT

Note :

Karena file Script ini terlalu besar untuk di Upload dalam situs maka saya memecahkan menjadi dua bagian files Exel yakni Scr_Ls01 dan Scr_Ls02, setelah anda menguasainya gabunglah kedua file tersebut menjadi satu. Itu berarti dibawah ini saya mengasumsikan kedua file tersebut adalah satu file sehingga, sheet pertama dari file kedua adalah lanjutan sheet dari file pertama.

  • Download file Scr_LS01.xls & Scr_LS01.xls dari link pada Main Page landcivildesktop.blogspot.com, kemudian salin kedalam Hard Drive Anda.
  • Buka Aplikasi Exel Anda dan buka file Scr_LS.exl.

Disarankan agar Anda menduplikasi file ini, agar jika terjadi kebuntuan Anda masih mempunyai file yang segar, sehingga tidak perlu mendownload ulang.
Sheet pertama (DATA UKUR) adalah pengolahan data ukur dari lapangan dimana pesawat yang dipakai adalah pesawat Theodolith, untuk mendapatkan koordinat dan elevasi. Sheet kedua “DATA PI” adalah hasil dari pengolahan data dari Sheet pertama.
Pada sheet ketiga “SCR STA PI”, dari baris 1 s/d 78 adalah untuk merubah titik koordinat XY dengan skala yang akan dipakai dalam gambar. Skala tersebut berada pada sel C82.

  • Pindahlah pada Sheet “SCR STA PI”
  • Pada sel C82 gantilah skala tersebut dengan 10000

Lihatlah koordinat XY pada kolom G dan H berubah sesuai dengan perubahan skala yang diberikan .
Tempatkan cursor pada sel-sel yang ada dan cobalah pelajari formula/rumus antar sel, fungsi exel yang dipakai dan kaitannya dengan perintah baris pada AutoCAD. Disini saya tidak menjabarkan secara detail, sehingga diharapkan Anda mempelarinya sendiri formula/rumus yang ada.

  • Kembalikan skala pada sel C82 dengan 2000, blok sel D87 s/d D309, tekan Ctrl + C (Copy), bukalah Notepad jika belum kemudian tekan Ctrl + V (Paste).
  • Simpan file dengan nama Sta_PI.scr, atau Anda tentukan sendiri, yang penting eksistensinya adalah .scr.





  • Buka Aplikasi AutoCAD Anda jika belum, dari pulldown menu clik Tools > Run Script…, kotak dialog Select Script Files akan terbuka , kemudian pilihlah file Notepad yang baru Anda simpan lalu clik Open.





AutoCAD akan menjalankan file script tersebut dan membuat gambar situasi dari data ukur yang diolah dengan skala yang telah ditentukan.

Pada Sheet “SCR LONG ALL” script ini adalah script untuk Long Section secara keseluruhan. Perhatikan Tabel Kontrol yang ada dan pelajarilah hubungan antar sel, antar sheet, dan formula yang ada, baik itu fungsi Exel maupun perintah AutoCAD yang disusun, berkaitan dengan skala vertikal, horisontal, maupun parameter lainnya.

Pada Tabel Kontrol tersebut ada Pusat Koordinat, ini dimaksudkan ketika tabel Long Section itu dibuat maka koordinat awalnya (UCS dalam gambar) adalah yang Anda masukan disitu!!.


  • Pindahlah pada Sheet “SCR LONG ALL”
  • Pada Pusat Koordinat (dalam tabel kontrol) gantilah x = 125000 dan y = 85000, pada Skala V (Vertikal) gantilah dengan 250
  • Blok sel K13 s/d K1111, kemudian copy dan pastekan pada Notepad - sebelumnya Notepad dibersihkan dulu dengan clik File > New - , lalu simpan file tersebut dengan nama Long_All.scr

  • Kemudian jalankan file script Long_All.scr tersebut pada AutoCAD.

Cobalah Anda bermain dengan semua parameter yang dalam Tabel Kontrol agar dapat Anda pahami dengan baik.

Long Section yang ada ini tidak dapat dimasukan dalam border gambar karena akan memakai skala yang tidak lazim, untuk itu potonglah sesuai dengan ukuran kertas yang akan Anda pakai. Untuk keperluan itulah Sheet “BAGI LS” ini disusun. Cobalah dipelajari dan dipahami.
Katakanlah Anda akan membuat Long Section dari Seksi Ke II yang dimulai dari baris 18 s/d baris 38 (sheet “BAGI LS”).

  • Pindahlah pada Sheet “DATA LS PERSEKSI
  • Blok sel A5 s/d sel L25, kemudian tekan Delete untuk membersihkan table data perseksi. Lalu tempatkan cursor pada sel A5.
  • Pindahlah pada Sheet “BAGI LS”, blok dari sel A18 s/d L38 (Seksi ke II) kemudian tekan Ctrl + C (Copy).
  • Pindah lagi pada Sheet “DATA LS PERSEKSI”, clik kanan pada sel A5, dari menu mouse yang terbuka clik Paste Specials…, dan kotak dialog Paste Special terbuka, lalu hidupkan tombol radio Values, dan clik OK.
Yang dibutuhkan adalah nilai dari data yang ada sehingga jika anda melakukan dengan cara yang biasa (bukan paste special value) maka yang tercopy adalah formula bukan nilai.

  • Pindahlah pada Sheet “SCR LS PERSEKSI”, clik tombol FILTER dan pilih ALL dari opsi yang ada. Lalu clik sekali lagi dan pilih opsi OK.
  • Blok dari sel J13 s/d J289 lalu copy dan paste pada Notepad dan beri nama dengan eksistensi .scr, kemudian jalankan pada AutoCAD dengan Tools > Run Script….





B. CROSS SECTION SCRIPT

Note :

Karena file Script ini terlalu besar untuk di Upload dalam situs maka saya memecahkan menjadi dua bagian files Exel yakni Scr_Cs01 dan Scr_Cs02, setelah anda menguasainya gabunglah kedua file tersebut menjadi satu. Itu berarti dibawah ini saya mengasumsikan kedua file tersebut adalah satu file sehingga, sheet pertama dari file kedua adalah lanjutan sheet dari file pertama.


  • Download file Scr_CS01.xls & Scr_CS01.xls dari link pada Main Page landcivildesktop.blogspot.com, kemudian salin kedalam Hard Drive Anda.
  • Buka Aplikasi Exel Anda dan buka file Scr_CS.exl.
  • Pindah pada Sheet “DATA UKUR”, sheet ini adalah sheet untuk mengolah data ukur dari lapangan, sehingga Anda mendapatkan titik PI dan titik dukung lain pada PI yang bersangkutan untuk Cross Section.

Disini titik yang bernomor angka adalah disebelah kiri Centre Line sedang titik yang bernomor abjad disebelah kanan Centre Line. Titik dukung untuk tiap PI (Cross) dapat dibuat sebanyak sesuai kebutuhan atau keinginan Anda. Sesuaikanlah format pengukuran Anda dengan Aplikasi ini agar lebih mudah dalam pengolahan data.

  • Pindahlah pada Sheet “CROSS”, pada sheet ini adalah hasil dari pengolah data dari Sheet “DATA UKUR”.

Cobalah dipahami dan dimengerti hubungan tiap nilai dengan grafik yang sengaja ditempatkan disana, dimana grafik tersebut adalah mewakili Cross STA 0 + 050.

  • Pindahlah pada sheet “DATA SIAP”, pada sheet data dari Sheet “CROSS” dimatangkan format penulisannya dan untuk merangkum panjang keseluruhan, dan panjang maksimum dari cross yang ada.

Cobalah dipahami dan dimengerti formula yang ada dengan hubungannya pada tiap PI (Cross). Data dalam BLOK SCRIPT dicopy paste value dari Sheet “CROSS” dan disisipkan Jarak Kumulatif untuk mengetahui panjang dari Cross.

  • Pindahlah ke Sheet “CS PER_STA”, bloklah dari sel C6 s/d F15 lalu tekan Delete untuk membersihkan “BLOK DATA ENTRY”.
  • Pindahlah pada Sheet “DATA SIAP”, katakanlah kita akan membuat cross pada STA 2 + 150, gulinglah lembar kerja kebawah hingga mendapatkan data dari STA 2150.
  • Bloklah dari sel H491 s/d K5 01, kemudian tekan Ctrl + C (Copy), pindahlah pada sheet “CS PER_STA” lalu tempatkan kursor pada sel C6, clik kanan sehingga menu dari mouse ditampilkan, pilih Paste Specials…, kemudian pilih Values dan clik OK.
  • Pindahlah pada Sheet “SCR CS” clik tombol FILTER (Sel M5) dan pilih ALL dari opsi yang ada. Lalu clik sekali lagi dan pilih opsi OK.
  • Blok dari sel I5 s/d I197 lalu copy dan paste pada Notepad dan beri nama dengan eksistensi .scr, kemudian jalankan pada AutoCAD dengan Tools > Run Script….




Mudah, Simple dan Menarik??



Anda punya tanggapan ? Masukan pada Kotak Komentar dibawah !!

Selengkapnya...

Minggu, 04 Oktober 2009

Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Section Plot
(Jalan Dalam Langkah : Darius Puas)

= Saya ingin tampilan Cross Section seperti pada tampilan View / Edit Section!
= Penyajian Cross Section dalam Sheet Style sedikit rumit (baca; Membingungkan)!
= Dapatkah Label Elevasi selain Centerline dimasukkan pada Cross Sections > Section
Plot > opsi..?
= Dapatkah Point Code pada Template dibuatkan Point COGO – nya?

5. CROSS SECTION PLOT

Diatas adalah masukan yang saya dapat dari teman2, melalui E-mail. Untuk itu pada posting ini akan kita bahas Menu Cross Sections > Section Plot > dengan beberapa opsi yang ada.


  • File yang akan kita pakai dalam bahasan ini adalah Latihan 17, Belajar_20.dwg. Untuk itu salin kembali Project ini dari CD bawaan buku anda jika Project tersebut telah terpakai dalam latihan anda, kedalam directory project anda.
  • Setting kembali Template Path, yang telah dibahas dalam posting Missing Template Librarian yang lalu.
  • Cobalah dengan menampilkan cross section sementara dengan clik Cross Sections > View / Edit Sections. Jika baris perintah menanyakan Select Alignment maka tekan Enter sekali dan pilih Namosain dari list dan clik OK. Jika setting Set Template Path telah benar maka akan tampil :


  • Tekan Esc sekali untuk keluar dari Cross Section sementara. Dari menu pulldown clik Cross Sections > Section Plot > Setting…, dari kotak dialog yang terbuka, pastikan semua kotak cek telah hidup. Kemudian clik Page Layout…, pada kotak dialog yang terbuka masukan 5 untuk Column Spacing dan Row Spacing dilanjutkan dengan clik OK.
  • Kemudian clik Section Layout…, dari kotak dialog yang terbuka, masukan 1 untuk Offset Increment, masukan 1 untuk Offset Label Increment masukan 5 untuk Row Below Datum, masukan 0.5 untuk Elevation Increment, masukan 1 untuk Elevation Label Increment, dan masukan 2 untuk Row Above Max, lalu dilanjutkan dengan clik OK pada kedua kotak dialog yang ada.
  • Clik Cross Sections > Section Plot > Set Text Style…, dari Style Name pilih Point (dari menu combo), lalu clik Close.
  • Clik Cross Sections > Section Plot > All, tekan Enter untuk menerima Station Awal 0 + 000 jika tidak ingin menentukan lain, tekan Enter lagi untuk menerima Station Akhir jika Anda tidak ingin menentukan yang lain. Ketika baris perintah meminta input Sheet Origin Point, clik pada satu titik disebelah kanan gambar situasi dan diatas dari profile (Long Section) Namosain.

Civil Design 2005 akan meng-generate semua cross yang ada pada alignment Namosain, sesuai dengan setingan yang telah Anda berikan diatas. Dimana titik Origin Point-nya adalah pada sebelah kiri bawah dari seluruh cross.




Dari sini jika misalkan Anda ingin menambahkan titik elevasi pada Cross STA tertentu maka itu harus dilakukan secara manual tiap Cross STA yang bersangkutan. Sebenarnya tidak terlalu manual amat.


  • Gunakan Pan dan Zoom untuk mendapatkan Cross pada STA 0 + 110 dari jejeran cross yang baru di-generate.Zooming-lah hingga kira-kira semua bagian template dapat terlihat dengan jelas.

Ada yang Aneh dalam skala elevasi kiri dan kanan, karena tiap elevasi dibuat dua kali, itu disebabkan ketika setingan untuk section plot ini dilakukan, Elevation Precistion dibuat angka di belakang koma = 0. Anda tahukan bagaimana harus memperbaikinya. Kita Teruskan!

  • Clik Cross Section > Section Utilities > Select By Station, ketika baris perintah meminta input Station masukan 110 lalu tekan Enter.

Langkah ini dimaksudkan agar Civil Design 2005 mendefine Cross pada STA 0 + 110.
Kemudian katakanlah Anda ingin , menambahkan label Elevasi dari ujung bahu jalan sebelah kiri.

  • Clik Cross Section > Section Utilities > Label Elevation, masukan 90 untuk Text Rotation (pada baris perintah) agar teks label menjadi vertikal dan tekan Enter, ketik M (Manual) lalu Enter. Baris perintah meminta input point maka cliklah pada ujung bahu jalan sebelah kiri (gunakan Object Snap jika perlu), lalu ketik L untuk memilih opsi Leader lalu tekan Enter.
  • Baris perintah menanyakan Next Point, maka hidupkan ORTHO dan tarik cursor kebawah sampai dimana Anda ingin meletakkan Label Elevasi tersebut lalu clik disana. Kemudian tekan Enter 2 kali untuk mengakhiri perintah.

Jika pada langkah diatas anda hanya menekan Enter 1 kali, maka baris perintah menanyakan point baru yang lain untuk diberikan label, Anda dapat meneruskan dari sana untuk membuat label elevasi point – point lain yang ingin diberi label. Dan akhirilah dengan menekan Enter 2 kali.



  • Clik Cross Section > Section Utilities > Select By Station, masukan 120 (untuk STA 0 + 120) lalu tekan Enter. Clik Cross Section > Section Utilities > Zoom to Station, masukan 120 lalu Enter, masukan 10 untuk Zoom Height dan tekan Enter.

Katakanlah kita akan membuat perbedaan tinggi (Elevasi) antara 2 titik dalam Cross STA 0 + 120, yang kedalaman antara Existing Ground dengan dasar saluran (ditch) baik kiri maupun kanan

  • Pada Dimension Style Manager pilih STANDART_1_3 dari combo yang ada, matikan fungsi ORTHO, clik Cross Section > Section Utilities > Label Depth, Masukan 0 (nol) untuk Text Rotation dan Enter, ketik M (untuk Manual) lalu Enter.
  • Baris perintah meminta input First Point, pilihlah dasar saluran bagian kanan pada ditch sebelah kanan (gunakan object snap agar lebih akurat dalam memilih), untuk Second Point-nya pilih intersection antara slope ditch kanan dengan garis Existing Ground (gunakan object snap agar lebih akurat dalam memilih).
  • Untuk Leader (grs panah untuk label/dimensi) pilih dasar saluran bagian kanan (gunakan Snap Endpoint) lalu tarik cursor dimana anda ingin meletakkan label tst dan clik sana, kemudian tekan Enter.
  • Baris Perintah meminta input baru sebagai First Point, pilihlah perpotongan dari slope dicth sebelah kiri dengan garis Existing Ground, lalu pilihlah dasar saluran bagian kiri dari ditch sebelah kiri, untuk Second Point-nya
  • Untuk Leader (grs panah untuk label/dimensi) pilih dasar saluran bagian kiri dari ditch sebelah kiri (gunakan Snap Endpoint) lalu tarik cursor dimana anda ingin meletakkan label tsb dan clik sana, kemudian tekan Enter 2 kali untuk mengakhiri perintah.


Depth label akan bernilai positif jika First Point lebih rendah dari Second point, dan sebaliknya.

Lalu bagaimana dengan Grade Label ?.

  • Clik Cross Section > Section Utilities > Select By Station, masukan 240 (untuk STA 0 + 240) lalu tekan Enter. Clik Cross Section > Section Utilities > Zoom to Station, masukan 240 lalu Enter, masukan 10 untuk Zoom Height dan tekan Enter.
  • Clik Cross Section > Section Utilities > Label Grade, ketik A (untuk Auto) lalu Enter, untuk First Point pilihlah perpotongan slope ditch sebelah kiri dengan garis Existing Ground, sedangkan untuk Second Point , pilihlah perpotongan antara template dengan garis Existing Ground (gunakan Snap Object agar lebih akurat), lalu tekan Enter untuk mengakhiri perintah.
Dapatkah Anda meneruskan pada sub menu yang lain?




POINT COGO DALAM POINT CODE TEMPLATE

Point Code yang didefinisikan pada pembuatan template dapat dibuatkan Point COGOnya dengan memakai menu Cross Sections > Point Output > Opsi…?.

  • Ketik regen pada Baris Perintah lalu tekan Enter, clik OK jika kotak About Regen muncul..
  • Gunakan Pan dan Zoom untuk pindah pada gambar situasi di permulaan alignment Namosain.
  • Clik Cross Sections > Point Output > Tplates Point to DWG, lalu tekan Enter untuk menerima Station Awal (0 + 000), masukan 80 (0 + 080) untuk Station Akhir lalu tekan Enter dan baris perintah akan menampilkan opsi, ketik P (untuk Pcodes) dan tekan Enter.


  • Kotak dialog Select Point Code akan muncul, dan tentukanlah point code mana saja yang ingin dibuatkan Point COGO-nya. Dengan menahan tombol Ctrl pilihlah , Centerline, Connection, Ditch, Catch, dan Ujung Bahu_Jln, kemudian clik OK, tekan Enter untuk menerima default Current Point Number.



Civil Design 2005 akan membuat point COGO dari Point Codes yang Anda pilih.
Cobalah Anda mengelempokan point – point yang baru dibuat dalam point group sesuai dengan Description-nya masing-masing agar lebih mudah dalam memanipulasi nantinya..



Anda dapat memberikan tanggapan pada Kotak Komentar dibawah !!



Selengkapnya...

Jumat, 01 Mei 2009



Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005: 3 Dimensi
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)

4. TIPSnTRIK03 3 DIMENSI



Bagi Anda yang bergerak dibidang pemodelan 3D tentunya telah diketahui bersama bahwa Contour (2D polylines) dalam Actual Elevation dari AutoCAD dapat langsung di-import kedalam program 3D (Viz, 3Dmax, Maya dll) yang biasa disebut dengan Terrain.



Dalam Civil Design 2005 point code dari cross section yang dibuat dapat menjadi path dalam bentuk 3D Polylines sepanjang Alignment yang bersangkutan, sehingga Anda dengan mudah dapat menggunakannya dalam perintah Loft sebagai Path (Get Path), sedang Template/Pola sebagai Shape (Get Shape).
File yang dipakai sebagai referensi adalah Belajar-20.dwg dari Latihan_17.

Jika File Belajar-20.dwg yang akan menjadi bahan bahasan kita tentang 3d Path ini telah ter-edit (telah terpakai untuk latihan), maka hapuslah direktory Latihan_17 ini, kemudian salin ulang Direktori tersebut dari CD bawaan buku Anda.


A. 3D POLYLINES POINT CODE

  • Bukalah File Belajar-20.dwg dalam Directory Latihan_17, kemudian loading menu Civil Design 2005.
  • Clik Cross Sections dari pulldown menu, clik Set Template Path, kotak dialog Template Path akan muncul.
  • Pastikan kotak cek User Preferences Cross Section Templates Root Path dalam keadaan mati. Kemudian Clik Browse, maka kotak dialog Select Template Path akan muncul.



Tanda \ (backslash) - double clik - adalah keluar hingga ke drive yang bersangkutan, sedangkan, .. (titik dua) adalah keluar satu tingkat dari direktori yang ada.


  • Arahkanlah ke Directory dimana Anda menyalin File-file Latihan tersebut. Tentukan Drive, kemudian tentukan direktori dalam hal ini untuk Latihan_17.
  • Dari menu Cross Section, clik Surfaces > Set Current Surface, pilih Liliba dari list dan clik OK.
  • Dari menu Alignment, clik Set Current Alignment, dan tekan Enter untuk menampilkan kotak dialog Alignment Librarian. Dari list Selection, pilih Namosain dan clik OK.
  • Dari menu pulldown View, clik Named Views.. pilih Pro-Namo dari list lalu clik Set Current, kemudian clik OK.
  • Dari menu Profiles, clik Set Current Profile, kemudian clik satu titik didalam profile Namosain (satu titik diantara garis – garis kuning).
  • Dari menu Cross Sections, clik View/Edit Sections,

Anda dapat melihat kembali point code yang ada, agar point yang mana yang ingin Anda buatkan 3d polylines-nya. Katakan saja anda ingin point code 1 (titik garis rencana as jalan - Centerline) untuk dibuatkan 3D Polylines-nya.


  • Ketik X dan Enter untuk keluar dari vektor sementara cross sections.
  • Dari menu Cross Section, clik Road Output > Draw 3D Polylines from Point Codes, untuk menampilkan kotak dialog Draw 3D Polylines from Point Codes.


  • Pilih 1 (Centerlines), lalu clik OK, Civil Design 2005 akan membuat 3D Polylines berdasarkan point code 1, dengan nama layer Namosain_point code 1.
  • Ketik LAI pada baris perintah dan Enter 2 kali, pilih Namosain_point code 1 dari list dan clik OK. Jika telah dirasa cukup untuk diperhatikan, maka ketik LOA pada baris perintah dan tekan Enter.

Dapat dilihat 3D polylines As jalan dari Alignment Namosain telah terbentuk. Garis ini dapat dipakai sebagai Path (Get Shape) dalam perintah Loft pada program 3D (Viz, 3D Max, Maya dll).


B. PERMUKAAN DAN PROYEKSI JALAN

Anda dapat membuat permukaan (surface) dari badan jalan lengkap dengan Contour, bahkan dapat juga dibuat garis proyeksi (Daylight) dari badan jalan.

  • Dari pulldown menu Cross Sections, clik Road Output > Create Road Surface.., kotak dialog Create Road Surface akan muncul.



  • Pastikan pada Select Alignment telah terpilih Namosain, Top Surface adalah 1, dan radio button Create New Surface dalam keadaan hidup.
  • Masukan Namosain untuk Surface Name, dan masukan Badan Jalan Ruas Namosain untuk Description.
  • Pastikan kotak cek Breaklines dan Create Contours in Drawing dalam keadaan hidup. Kemudian clik OK.
  • Setelah proses calculasi maka kotak dialog Create Contours akan muncul, masukan NAMO_CONT-MNR untuk layer contour minor (interval 1) dan NAMO_CONT-MJR untuk layer contour mayor (interval 5), kemudian clik OK, dilanjutkan dengan menekan Enter.

Surface baru telah terbentuk pada badan jalan sepanjang ruas Namosain beserta kontur dengan interval 1 dan 5.

Selanjutnya Anda dapat membuat garis proyeksi (Daylight) dari badan jalan sepanjang alignment yang bersangkutan.

  • Dari pulldown menu Cross Sections, clik Road Output > Draw Daylight 3D Polyline.., kotak dialog Draw Daylight 3D Polyline akan muncul.




  • Pastikan Namosain telah terpilih pada Select Alignment, kemudian clik OK.

Garis proyeksi dari badan jalan ruas Namosain telah terbentuk pada layer Namosain_Daylight Polyline, untuk jelasnya ..

  • Ketik LAI pada baris perintah kemudian tekan Enter 2 kali, pilih Namosain_Daylight Polyline dari list dan clik OK. Jika telah dirasa cukup untuk diperhatikan, maka ketik LOA pada baris perintah dan tekan Enter

Anda dapat meninggalkan tanggapan Anda pada kotak Komentar dibawah ini



Selengkapnya...
Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Super Elevasi
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)


3. SUPERELEVASI

Diminta Oleh : Yudi Afendi





Superelevasi dapat ditampilkan dalam bentuk tabel parameter kurva superelevasi, ataupun mengimpornya kedalam Long Section (Profile).
Jika File Latihan_15 yang akan menjadi bahan bahasan ki
ta tentang superelevasi ini telah ter-edit (telah terpakai untuk latihan), maka hapuslah direktory Latihan_15 ini, kemudian salin ulang Direktori tersebut dari CD bawaan buku Anda.



A. Mengedit Template dengan Subgrade

  • Clik File dari menu pulldown, clik Open dari list Project Name pilih Latihan_15, dari list Select Project Drawing pilih Belajar_18.dwg, kemudian clik OK.
  • Dari menu Project, clik Menu Palletes untuk menampilkan kotak dialog Menu Pallete Manager, dari list Menu pilih Civil Design 2005, kemudian clik Load.
  • Dari menu Alignment, clik Set Current Alignment, dan tekan Enter untuk menampilkan kotak dialog Alignment Librarian.
  • Dari list Selection, pilih Kuanino dan clik OK.
  • Aktifkan Surface dengan, clik Profiles > Surfaces > Set Current Surface , pilih Liliba dan clik OK
  • Clik menu pulldown Cross Sections > Set Template Path untuk menampilkan kotak dialog Template Path.
  • Pastikan kotak cek User Preferences Cross Section Templates root path dalam keadaan mati, dan arahkanlah ke direktori dimana anda menyalin file Latihan_15 kemudian clik OK.
  • Ketik Z pada baris perintah lalu Enter, masukan C dan Enter, masukan 315000,4840000,0 kemudian tekan Enter, masukan 5 lalu Enter.
  • Pada menu Cross Sections, clik Templates > Import Template.. untuk menampilkan kotak dialog Template Librarian, pilih Lapen1 dari list, dan kemudian clik OK.


List dari Template Librarian akan kosong (nult) jika Template Path belum di set pada arah yang benar.

  • Ketika baris perintah meminta input pick insertion point maka cliklah pada tengah – tengah bidang gambar anda, kemudian tekan Enter untuk menerima default Fill.
  • Dengan menggunakan cross window selection hapuslah bagian kanan dari template/pola yang telah di-import tadi, hapus juga Left Outer Connection.
  • Gunakan 2D Polylines untuk membuat garis dari titik 02 (gunakan Osnap Endpoint), masukan @0.75<180 lalu Enter, masukan @0.75<225 lalu tekan Enter 2 kali untuk mengakhiri perintah.
  • Dari menu Cross Sections, clik Templates > Define Template, gunakan Osnap Endpoint untuk memilih titik 01 sebagai Pick Finish Ground References Point, masukan Y dan Enter untuk pola simetris.
  • Gunakan Cross Windows Selection untuk memilih semua obyek Template/Pola, lalu tekan Enter.
  • Ketik N untuk Normal ketika LPA pada Pola aktif dan tekan Enter, dari list material pilih LPA kemudian clik OK.
  • Ketik N untuk Normal ketika LPB pada Pola aktif dan tekan Enter, dari list material pilih LPB kemudian clik OK.
  • Ketik N untuk Normal ketika Bahu-Jalan pada Pola aktif dan tekan Enter, dari list material pilih Bahu_Jalan kemudian clik OK.
  • Ketik S untuk Subgrade ketika Outer Connection pada Pola aktif dan tekan Enter, masukan 0.75 untuk Sugrade Depth lalu Enter, masukan 0.2 untuk Subgrage match grade percent lalu Enter, kemudian masukan V untuk Vertical kemudian Enter, tekan Enter sekali lagi untuk offset modifier, tekan Enter lagi untuk Subgrade break macth grade percent, Kemudian tekan Enter lagi untuk Subgrade break point offset modifier, dari list material pilih Urugan kemudian clik OK. Lalu tekan Enter untuk tidak mendefinisikan subgrade yang lain, Tekan Enter untuk Save Template, masukan Lapen2 kemudian Enter, masukan No untuk Define Another Template lalu Enter.

Mengapa kita harus membuat template baru?? Karena hanya template yang memakai Subgrade yang dapat di-superelevasi.

  • Geser bidang gambar anda, hingga mendapat area yang bersih, kemudian dari menu Cross Sections, clik Templates > Edit Template .., pilih Lapen2 dari list yang ada dan clik OK.
  • Clik pada tengah – tengah bidang gambar Anda untuk Pick Insertion Point, maka pada baris perintah terdapat opsi untuk mengedit template tersebut.

  • Ketik SR dan Enter, ketik S lalu Enter, baris perintah akan menanyakan Outer Left Superelevation Point, dengan Osnap Endpoint pilih titik 1, kemudian pilih titik 2 (gunakan Osnap Endpoint) untuk Inner Superelevation References Point, pilih kembali titik 2 untuk Outer Rollover Point.
  • Gunakan Osnap Endpoint untuk memilih titik c untuk Outer Right Superelevation Point, kemudian pilih titik b (gunakan Osnap Endpoint) untuk Inner Superelevation References Point, pilih kembali titik b untuk Outer Rollover Point.
  • Ketik X lalu tekan Enter, untuk keluar dari opsi perintah satu tingkat, ketik SA lalu tekan Enter 3 kali, untuk menyimpan perubahan dan overwrite, masukan D lalu Enter, masukan S lalu Enter, untuk melihat titik superelevasi yang baru dibuat (garis Kuning). Kemudian ketik X lalu Enter 2 kali untuk keluar.

B. Mengaplikasikan Parameter Superelevasi pada sebuah Alignment.

  • Dari menu pulldown View, clik Named Views.. pilih Prof-Kuanino dari list lalu clik Set Current, kemudian clik OK.
  • Dari menu Profiles, clik Set Current Profile, kemudian clik satu titik didalam profile Kuanino (satu titik diantara garis – garis kuning).
  • Dari menu Cross Sections, clik Design Control > Edit Design Control.., kemudian clik OK pada kotak dialog Enter Station Range, untuk menampilkan kotak dialog Design Control.
  • Click Template Control..., dalam kotak dialog Template Control pada seksi Template clik Select, pilih Lapen2 dari list kemudian clik OK pada setiap kotak dialog hingga semuanya tertutup.
  • Dari menu Cross Sections, clik Design Control > Superelevations Parameters.., dalam kotak dialog Superelevation Control hidupkan kotak cek Superelevation Calculations, click Methods untuk melihat beberapa metode yang dapat dipakai, kemudian clik OK jika dirasa sudah cukup.




  • Clik Edit Data.., untuk menampilkan kotak dialog Superelevations Curve Edit, pada seksi Curve Edit Informations dari list Method pilih A, kemudian masukan 0.048 untuk E Value,
  • Hidupkan kotak cek Rollover, lalu masukan 0.04 untuk Rollover Value.
  • Masukan 20 untuk untuk Runout pada Transition In maupun Transition Out, masukan 22.5 untuk Runoff pada Transition In maupun Transition Out, dan pastikan %Runoff pada Transition In maupun Transition Out adalah 100.
  • Clik Next untuk PI berikutnya, masukan parameter yang sama seperti diatas (dua langkah sebelumnya) untuk semua PI.
  • Clik Subgrades.., untuk menampilkan kotak dialog Superelevation Subgrade Settings, dari list Subgrade Superelevasi Methods pilih Fixed Break, masukan 3 untuk Transition In dan Transition Out, kamudian clik OK.


  • Clik Previous untuk kembali pada PI sebelumnya dan masukan parameter yang sama untuk Subgrade (satu langkah diatas).
  • Clik OK pada kotak dialog Superelevation Curve Edit untuk kembali, lalu clik OK pada kotak dialog Superelevation Control, Clik Yes untuk Save Satus, untuk menampilkan kotak dialog Superelevation Section Sampling.


  • Hidupkan Kotak Cek Sample These Station, masukan 8 untuk Width Left dan 7 untuk Width Right, clik Select pada Current Surface(s), pilih Liliba dari List kemudian clik OK pada setiap kotak dialog hingga semuanya tertutup.
  • Dari menu Cross Sections, clik View/Edit Section, untuk melihat hasil yang telah anda buat (Next untuk melihat Station ke depan). Andapun langsung dapat mengedit station yang tampak dengan opsi Edit yang ada. Jika telah dirasa cukup keluarlah dari View/Edit Sections.

Informasi tentang kurva dari superelevasi dapat dibuat dalam file terpisah untuk keperluan desain atau hanya sebagai data.

  • Dari menu Cross Sections, clik Design Control > Superelevations Parameters.., dalam kotak dialog Superelevation Control, clik Output, baris perintah meminta agar Anda mengarahkan kemana dan dengan nama file apa? Akhirilah dengan menekan Enter.

Data kurva superelevasi tersebut dapat dibuka dengan program notepad. Anda dapat meng-import garis dari superelevasi baik kanan atau kiri, ataupun keduanya dalam Long Section (profile) alignment bersangkutan.

  • Dari menu Cross Sections, clik Ditch/Transitions > Import Profile, ketik L untuk Left(kiri) dan Enter, ketik S untuk Superelevations lalu Enter, ketik L8 untuk nama layer lalu tekan Enter, kemudian tekan Enter 2 kali untuk menerima awal dan akhir Station, lalu masukkan No untuk Delete Finished Ground Profiles Layer kemudian tekan Enter.

Anda dapat meninggalkan tanggapan Anda pada kotak Komentar dibawah ini
Selengkapnya...
Tutorial Land Desktop & Civil Design 2005 : Missing Template Library
(Jalan dalam Langkah : Darius Puas)



TIPSnTRIK02 - Template Librarian Misssing




Ketika Anda memulai latihan menyangkut Cross Section khususnya Template/Pola, dan jika Template Librarian tidak aktif (template/pola hilang dari Design Control), misalnya Latihan17, Belajar-20.dwg, maka ikuti langkah berikut :



  1. Bukalah File Belajar-20.dwg dalam Directory Latihan_17, kemudian loading menu Civil Design 2005.
  2. Clik Cross Sections dari pulldown menu, clik Set Template Path, kotak dialog Template Path akan muncul.
  3. Pastikan kotak cek User Preferences Cross Section Templates Root Path dalam keadaan mati. Kemudian Clik Browse, maka kotak dialog Select Template Path akan muncul.
  4. Tanda \ (backslash) - double clik - adalah keluar hingga ke drive yang bersangkutan, sedangkan, .. (titik dua) adalah keluar satu tingkat dari direktori yang ada.
  5. Arahkanlah ke Directory dimana Anda menyalin File-file Latihan tersebut. Tentukan Drive, kemudian tentukan direktori dalam hal ini untuk Latihan_17.
  6. Kemudian clik OK, untuk kedua kotak dialog yang terbuka. Dan Mulailah latihan_17, Belajar_20.dwg. (BAB 7)

Note :

Disaran dalam memulai latihan – latihan dalam buku ini Set Template Path harus diset ulang untuk direktori latihan yang bersangkutan untuk tiap latihan.


Masukan Tanggapan Anda :

Selengkapnya...